RINGKASAN MATERI
SOSIOLOGI
SEMESTER I
BAB I
Fungsi dan Peran Sosiologi
“Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala-gejala sosial (gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral,
hukum dengan ekonomi) dengan gejala lainnya (nonsosial)“ Pitirim A.
Sorokin
§ Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individual dan
Sosial
Manusia Sebagai
Makhluk Individual
Kata “individu” mempunyai makna yang berbeda dengan individualism dan individualis. Individualism adalah paham yang mementingkan hak perseorangan disamping kepentingan masyarakat atau negara. Individualis adalah sikap yang mementingkan diri sendiri.
Kata “individu” mempunyai makna yang berbeda dengan individualism dan individualis. Individualism adalah paham yang mementingkan hak perseorangan disamping kepentingan masyarakat atau negara. Individualis adalah sikap yang mementingkan diri sendiri.
Sebagai makhluk
individu manusia memiliki kepribadian yang unik. Dia memiliki penampilan fisik,
kemampuan, kebutuhan, perasaan dan sikap yang berbeda dengan sesamanya. Kata
“individu” dalam konsep manusia menunjukan bahwa manusia adalah makhluk yang
otonom. Sebagai makhluk yang otonom, manusia memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihannya dan bertanggungjawab atas pilihannya tersebut.
Manusia sebagai
Makhluk Sosial
Aristoteles menjelaskan bahwa manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Dia tidak akan memperoleh keutamaan dan tidak akan menjadi baik jika tidak mempunyai teman dan terasing dari masyarakatnya. Demikian halnya bahwa sesungguhnya manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain.
Aristoteles menjelaskan bahwa manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Dia tidak akan memperoleh keutamaan dan tidak akan menjadi baik jika tidak mempunyai teman dan terasing dari masyarakatnya. Demikian halnya bahwa sesungguhnya manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain.
§ Gejala Sosial yang Terjadi di Lingkungan
Masyarakat
Pengertian Gejala
Sosial
Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya dan gejala moral.
Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya dan gejala moral.
Contoh gejala sosial
antara lain adalah kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan
gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala
sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama mempengaruhi praktik ekonomi.
Kepentingan ekonomi menentukan teori politik.
Bentuk dan Jenis
Gejala Sosial
Guglielmo Carchedi mengelompokan gejala sosial dalam bentuk gejala sosial yang menentukan (the determinan sosial phenomenon) merupakan bentuk gejala sosial yang mengkondisikan keberadaan gejala sosial yang ditentukan. Dan bentuk gejala sosial yang ditentukan (the determined sosial phenomenon) merupakan bentuk gejala sosial yang menjadi kondisi reproduksi atau menggantikan gejala sosial yang menentukan.
Guglielmo Carchedi mengelompokan gejala sosial dalam bentuk gejala sosial yang menentukan (the determinan sosial phenomenon) merupakan bentuk gejala sosial yang mengkondisikan keberadaan gejala sosial yang ditentukan. Dan bentuk gejala sosial yang ditentukan (the determined sosial phenomenon) merupakan bentuk gejala sosial yang menjadi kondisi reproduksi atau menggantikan gejala sosial yang menentukan.
Gejala-gejala sosial,
menurut Pitirim A. Sorokin, dapat dikelompokkan dalam berbagai jenis yakni:
1. Gejala sosial religious. Misalnya perayaan
panen padi
2. Gejala sosial ekonomi. Misalnya gejala
menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran.
3. Gejala sosial politik. Misalnya, terjadinya
praktik politik uang untuk memenangkan pemilu.
4. Gejala sosial hukum. Misalnya,
ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya.
Berdasarkan
tingkatannya, menurut Norman Blaikie, ada tingkatan gejala sosial.
a. Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari.
b. Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial
c. Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar
a. Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari.
b. Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial
c. Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar
§ Fungsi dan Peran Sosiologi dalam Mengkaji
Gejala Sosial di Masyarakat
Istilah ‘sosiologi’
pertama kali digunakan oleh Auguste Comte (1798-1859). Comte menyatakan bahwa
sosiologi adalah ilmu tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan
tidak berubah-ubah. Halnya dengan pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi
mempelajari hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala
sosial. Misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan
ekonomi, serta masyarakat dan politik. Menurut Emile Durkheim, pokok bahasan
sosiologi adalah fakta-fakta sosial. Fakta sosial adalah pola-pola atau system
yang mempengaruhi cara manusia bertindak, berpikir dan merasa. Fakta sosial
tersebut berada di luar individu. Fakta sosial mempunyai kekuatan memaksa atau
mengendalikan individu tersebut.
Sosiologi dan
Pengetahuan Umum
Sosiologi memiliki perbedaan dengan pengetahuan umum pada dua hal penting.
a. Para sosiolog menggunakan imajinasi sosial. Ketika melihat rutinitas kehidupan sehari-hari para sosiolog melihat lewat cara pandang yang berbeda.
b. Para sosiolog melihat bukti-bukti dari suatu isu sebelum membuat kesimpulan
Sosiologi memiliki perbedaan dengan pengetahuan umum pada dua hal penting.
a. Para sosiolog menggunakan imajinasi sosial. Ketika melihat rutinitas kehidupan sehari-hari para sosiolog melihat lewat cara pandang yang berbeda.
b. Para sosiolog melihat bukti-bukti dari suatu isu sebelum membuat kesimpulan
Sosiologi sebagai Ilmu
Pengetahuan
Istilah sosiologi berasal dari Bahasa Latin dan Yunani. Asal katanya adalah socius dan logos. Socius (Latin) berarti kawan tetapi dalam arti luas masyarakat. Sementara itu, logos (Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.
Istilah sosiologi berasal dari Bahasa Latin dan Yunani. Asal katanya adalah socius dan logos. Socius (Latin) berarti kawan tetapi dalam arti luas masyarakat. Sementara itu, logos (Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.
Ciri-ciri sosiologi
sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut.
1. Sosiologi bersifat Empiris. Berdasarkan hasil
observasi (pengamatan)
2. Sosiologi bersifat Teoritis. Berusaha menyusun
abstraksi dari hasil observasi
3. Sosiologi bersifat Kumulatif. Teori-teori
sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya dalam arti
memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori lama.
4. Sosiologi bersifat Non-Etis. Tidak
mempersoalkan baik buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut
secara analitis.
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Kata masyarakat
berasal dari akar kata Arab musyarak, artinya bersama-sama. Istilah masyarakat
dalam Bahasa Inggris adalah society. Kata society berasal dari Bahasa Latin
socius, yang berarti kawan. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. J. L Gillin dan J.
P Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar. Mereka
mempunyai kebisaaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
Sementara itu, menurut Ralf Linton, masyarakat merupakan suatu kelompok manusia
yang telah hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama.
Dalam mempelajari
masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya pada hal-hal
berikut.
a. Hubungan timbal-balik antara manusia satu dan manusia lainnya
b. Hubungan antara individu dan kelompok
c. Hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya
d. Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat
a. Hubungan timbal-balik antara manusia satu dan manusia lainnya
b. Hubungan antara individu dan kelompok
c. Hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya
d. Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat
Metode Ilmiah
Sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah.
Sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah.
1. Metode kualitatif. Metode ini dipakai apabila
subjek penelitian tidak dapat diukur
2. Metode kuantitatif. Mengutamakan keterangan
berdasarkan angka-angka atau gejala-gejala yang diukur dengan skala, indeks,
table, atau uji statistic.
Hubungan Sosiologi
dengan Ilmu Lain
Karena objek sosiologi adalah perilaku manusia maka sosiologi berhubungan erat dengan keilmuan humaniora lainnya, misalnya sejarah, psikologi, antropologi, ekonomi, politik, geografi dan ilmu sosial lainnya.
Karena objek sosiologi adalah perilaku manusia maka sosiologi berhubungan erat dengan keilmuan humaniora lainnya, misalnya sejarah, psikologi, antropologi, ekonomi, politik, geografi dan ilmu sosial lainnya.
Peran dan Fungsi
Sosiologi
Fungsi atau kegunaan
sosiologi
1. Untuk pembangunan. Sosiologi berfungsi untuk
memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
maupun penilaian pembangunan.
2. Untuk penelitian. Dengan penelitian, akan
diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik.
Peran Sosiologi
1. Sosiolog sebagai ahli riset. Para sosiolog
melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah mencari data kehidupan sosial
masyarakat.
2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan. Prediksi
sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin
terjadi.
3. Sosiolog sebagai praktisi. Beberapa sosiolog
terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat.
4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik.
BAB II
Individu, Kelompok dan
Hubungan Sosial
Hubungan sosial adalah hubungan
timbal balik antara individu yang satu denganindividu yang lain, saling
memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk salingmenolong. Hubungan sosial
disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial adalah prosessaling memengaruhi
di antara dua orang atau lebih. Seseorang melakukan hubungansosial secara
naluri didorong oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupundari luar
dirinya.
Pengertian Individu
Individu berasal dari kata
in-dividere yang berarti tidak dapat dibagi-bagi (atau sebagai sebutan bagi
manusia yang berdiri sendiri, atau manusia perseorangan. Individu yang dimaksud
adalah insan (manusia), aristoteles berpendapat bahawa manusia merupakan
penjumlahan dari kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja sendiri seperti
kemampuan-kemampuan vegetatif (makan dan berkembang biak), kemampuan sensitif
(bergerak, bernafsu, perasaan dan mengamati) dan kemampuan intelektif
(kecerdasan).
Lain halnya degan pendapat
descartes, bahwa manusia terdiri atas zat rohaniah ditambah zat materil. Akan
tetapi, willhem wuntt menegaskan bahwa jiwa manusia itu materil merupakan suatu
kesatuan jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Individu dalam hal ini
merupakan konsep sosiologi yang berarti bahwa konsep individu tidak boleh
diartikan sama dengan konsep sosial. Individu itu memiliki arti yang agak
belainan. Jika dalam kehidupan sehari-hari individu menunjuk pada pribadi
orang, sedangkan dalam sosiologi individu menunjuk pada subjek yang melakukan
sesuatu, yang mempunyai pikiran, yang mempunyai kehendak, kebebasan, memberi
arti (meaning) pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya
sendiri.
Dengan kata lain, individu
adalah subjek yang bertindak (aktor), subjek yang melakukan sesuatu hal, subjek
yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang memiliki
kebebasan dan subjek yang memberi arti (meaning). Pada pengertian idividu
sebagai konsep sosiologi, pengertian subjek menunjuk pada semua keadaan yang
berhubungan dengan dunia internal manusia. Sedangkan konsep objek tidak teralu
berbeda jauh artinya dari yang diartikan dalam ilmu-ilmu alam, seperti batu,
air dan semua benda umumnya. Secara biologis, pengaruh gen yang diwariskan
orang tuanya atau bahkan leluhur sebelumnya sangat mempengaruhi kelahiran
individu. Untuk melahirkan individu yang normal, selain dipengaruhi oleh gen
juga sangat tergantung pada kondisi yang sehat di tempat calon individu itu
dilahirkan. Kondisi sehat yang dimaksud adalah kondisi pranatalis di dalam
rahim ibu.
Pertumbuhan dan perkembangan
individu selanjutnya sangat dipengaruhi oleh berbagai masukan dari lingkungan
sekitarnya. Salah satu lingkungan yang sehat adalah lingkungan pendidikan,
melalui pendidikan individu dapat terbina dan terlatih potensinya. Nursid sumaatmadja
(1998) menyatakan bahwa “kepribadian merupakan keseluruhan prilaku individu
yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal yang
terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada
tindakan dan perbuatan serta reaksi mental-psikologisnya, jika mendapat
rangsangan dari lingkungan”.
Bagan proses pembentukan
individu menjadi pribadi
Pada hakikatnya manusia
adalah mahluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan
sesama manusialain di dalam mejalani kehidupan. Freedman
(1962 : 112) menyatakan bahwa manusia merupakan mahluk yang
tidak dilahirkan dengan kecakapan untuk “immadiate adaptation to environment”
atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan segera terhadap lingkungan.
Naluri manusia untuk selalu brhubungan dengan sesamanya ini dilandasi oleh
alasan-alasan sebagai berikut:
1. Keinginan manusia untuk
menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat).
2. Keinginan untuk menjadi
satu dengan alam sekelilingnya.
3. Naluri manusia untuk
selalu hidup dengan yang lainnya disebut sebagai “gregariousness”.
Pengertian Kelompok sosial
Lahirnya kelompok sosial
disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk berhubungan, tapi tidak semua hubungan
tersebut dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Soerjono soekanto (1982 : 111) mengemukakan
beberapa persyaratan terbentuknya kelompok sosial, yaitu :
1. Adanya kesadaran dari
anggota kelompok tersebut bahwa ia merupakan bagian dari kelompok yang
bersangkutan.
2. Adanya hubungan timbal
balik antara anggota yang satu dengan lainnya dalam kelompok.
3. Adanya suatu faktor yang
dimiliki bersama oleh anggota kelompok yang bersangkutan yang merupakan unsur
pengikat atau pemersatu. Faktor tersebut dapat berupa nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuan yang sama ataupun ideologi yang sama.
4. Berstruktur, berkaidah
dan mempunyai pola perilaku.
Mac iver (1961 : 213) kelompok sosial adalah
: “kelompok sosial terbentuk melalui proses interaksi dan sosialisasi, dimana
manusia berhimpun dan bersatu dalam kehidupan bersama berdasarkan hubungan
timbal balik, saling mempengaruhi dan memiliki kebersamaan untuk tolong
menolong”.
Proses yang berlangsung
dalam kelompok sosial adalah “proses sosialisasi”. Buhler (1968 : 172) menyatakan bahwa proses sosialisasi
adalah “proses yang membantu individu dalam kelompok melalui belajar dan
penyesuaian diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya agar ia dapat
berperan serta berfungsi bagi kelompoknya”.
Berdasarkan pengalaman dalam
kelompok, manusia mempunyai sistem tingkah laku (behavior system) yang
dipengaruhi oleh watak pribadinya. Sistem prilaku ini yang akan membentuk suatu
sikap (attitude).
1. Klasifikasi tipe-tipe
kelompok sosial.
Mac iver dan page (1957 : 213)
menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa kriteria:
§
Derajat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
§
Besar kecil anggota kelompok tersebut.
§
Sistem ide (ideologi) yang ada di dalam kelompok tersebut.
§
Kepentingan atau tujuan kelompok tersebut.
§
Wilayah geografis.
Simmel dalam systematic society
mendasarkan pengelompokannya pada :
§
Besar kecilnya jumlah anggota kelompok.
§
Cara individu dipengaruhi kelompoknya atau individu mempengaruhi
kelompok.
§
Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
Simmel memulainya dengan bentuk
terkecil yang terdiri dari satu orang individu sebagai fokus hubungan sosial
yang dinamakan “monad”, lalu dua individu yang dinamakan “dyad” dan tiga
individu yang dinamakan “triad”. Dan ukuran lain dari klasifikasi kelompok
sosial itu berdasarkan tingkat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok
tersebut.
2. Kelompok sosial
dipandang dari sudut pandang individu.
Pembagian kelompok sosial dari
sudut pandang individu dapat dilihat dari :
§
Keterlibatan individu dalam kelompok tersebut.
§
Keanggotaan individu tidak selalu bersifat sukarela, tapi bisa
bersifat wajib.
§
Kelompok sosial juga bisa didasari oleh kekerabatan, usia, sex
(gender), pekerjaan dan status sosial.
3. In group dan out group.
Menurut polak (1966 : 166) konsep in group dan out group
adalah “cerminan dari adanya kencenderungan sifat “entnocentris” dari
individu-individu dalam proses sosialisasi sehubungan dengan keanggotaannya
pada kelompok-kelompok sosial tersebut. Sikap dalam menilai kebudayaan lain
dengan menggunakan ukuran-ukuran sendiri”. Sikap mempercayai sesuatu ini yang
disebut dengan “beliefs” yang diajarkan kepada anggota kelompok melalui proses
sosialisasi, baik secara sadar atau tidak sadar.
Menurut soerjono soekanto (1984 : 120), sikap in group
biasanya didasari oleh perasaan simpati. Dalam in group sering kali digunakan
stereotypen, yaitu gambaran-gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat
mengejek terhadap suatu objek diluar kelompoknya. Out group didasari oleh
suatu kelainan dengan wujud antipati.
4. Primary group dan secondary
group.
§
Primary group
Charles horton cooley dalam
social organization menyatakan “bahwa terdapat perbedaan yang luas dan mendasar
dalam klasifikasi kelompok-kelompok sosial yang menyangkut perbedaan antar
kelompok”.
Cooley adalah kelompok yang
ditandai dengan ciri-ciri kenal-mengenal antara anggotanya serta kerjasama erat
yang bersifat pribadi.
Selo soemarjan & soemardi
(1964 : 604) dalam buku “setangkai bunga sosiologi” menyatakan “primary
group merupakan kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling mengenal secara
pribadi diantara anggotanya”.
Davis (1960 : 290) mengemukakan ciri-ciri
khusus dari primary group sebagai berikut :
Kondisi fisik.
Cirinya adalah sifat kenal
mengenal, kedekatan secara fisik dan emosional, adanya norma yang mengatur
hubungan antara anggota-anggota dalam kelompok tersebut, dan kelompoknya
biasanya kecil (anggotanya sedikit).
Sifat hubungan primer.
Bersifat kesamaan tujuan
dari individu-individu dalam kelompok tersebut. Tujuan tersebut bersifat
pribadi, spontan sentimental dan inklusif. Soekanto (1982 : 124)menyatakan
bahwa sifat inklusif adalah “hubungan primer yang bersifat pribadi, mengandung
arti hubungan tersebut melekat secara inheren pada kepribadian seseorang yang
tidak mungkin digantikan oleh orang lain”.
Hubungan inklusif
didasarkan atas kesukarelaan dari pihak-pihak yang mengadakan hubungan
tersebut. Sifat inklusif juga berarti bahwa hubungan primer menyangkut segala
sesuatu tentang perasaan, kepribadian dan tempramen.
Kelompok-kelompok yang konkret
dan hubungan primer.
Dalam kenyataan tidak ada
primary group yang memenuhi hubungan ini secara sempurna. Hubungan primer
yang masih murni biasanya terdapat pada masyarakat-masyarakat yang masih
sederhana organisasinya, misalnya pada masyarakat pedesaan.
§
Secondary group.
Rouceck & warren (1962 : 46)
dalam “sociology an introduction” , membatasi pengertian secondary group
sebagai kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang dan diantara
individu itu tidak perlu saling mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak
langgeng.
Perbedaan antara primary group
& secondary group terdapat pada :
1. hubungan-hubungan atau
interaksi sosial yang membentuk struktur kelompok sosial yang bersangkutan.
Contohnya adalah bangsa, bangsa menunjukkan struktur hubungan yang kurang
harmonis antara anggotanya (rakyat dan pemerintah).
2. jika terdapat
perselisihan diantara anggota kelompok primary group cenderung diselesaikan
secara kekeluargaan, tetapi pada secondary group maka norma hukum merupakan
unsur pemaksa untuk menyelesaikan suatu perselisihan diantara anggota kelompok
tersebut.
5. Gemeinschaft dan
gesselschaft
Gemeinschaft adalah bentuk
kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat
alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin
yang telah dikodratkan, bentuk utamanya dapat dijumpai dalam keluarga, kekerabatan,
dan lain-lain.
Gesselschaft adalah berupa
ikatan pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya
bersifat mekanis. Gesselschaft berbentuk hubungan perjanjian berdasarkan ikatan
timbal balik, seperti ikatan perdagangan.
Ciri gemeinschaft menurut
tonnies :
§
intimate : yaitu hubungan menyeluruh yang mesra.
§
private : yaitu hubungan yang bersifat pribadi khusus untuk
beberapa orang saja.
§
exclusive : yaitu bahwa hubungan yang terjadi hanya untuk “kita”
saja dan tidak untuk orang-orang diluar “kita”.
Tiga tipe gemeinschaft menurut
tonnies :
§
Gemeinschaft by blood : ikatan yang berdasarkan pada keturunan
darah, contoh keluarga.
§
Gemeinschaft of place : ikatan yang berdasarkan kedekatan tempat
tinggal, contoh tetangga.
§
Gemeinschaft of mind : ikatan yang mendasarkan diri
pada jiwa dan pikiran yang sama
6. Formal group &
informal group
Formal group merupakan
kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan tegas yang sengaja
diciptakan untuk mengatur hubungan diantara anggotanya. Formal group bisa
dikatakan sebagai association diamana anggotanya mempunyai kedudukan yang
disertai dengan pembagian tugas & wewenang. Kriteria rumusan formal grup
adalah merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan
mengkoordinasikan usaha-usaha yang ditujukan untuk mencapai tujuan berdasarkan
bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Artinya formal grup adalah
suatu kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja
diciptakan oleh angota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara
angota-anggotanya. Contohnya adalah himpunan mahasiswa dll.
Informal grup adalah suatu
kelompok yang terjadi karena kesamaan yang sifatnya tidak mengikat anggotanya
serta tidak memiliki struktur dan organisasi yang pasti. Informal group terbentuk
biasanya oleh intensitas pertemuan yang sering antara orang-orang yang
mempertahankan kepentingan dan pengalaman bersama. Contoh klik (clique).
7. Kelompok-kelompok sosial
yang tidak teratur.
Kelompok sosial yang tidak
teratur dapat digolongkan ke dalam 2 golongan besar yaitu kerumunan dan
publik.
Kerumunan,
Kerumunan adalah suatu kelompok
manusia yang bersifat sementara, tidak terorganisir dan tidak mempunyai seorang
pimpinan serta tidak mempunyai sistem pembagian kerja. Ciri-ciri kerumunan:
1. Interaksinya bersifat
spontan.
2. Orang-orang yang
berkumpul mempunyai kedudukan yang sama.
3. Contohnya adalah
kerumunan orang di stasiun, pasar dan lain-lain.
Ada beberapa macam kerumunan:
1. Kerumunan formal yaitu
kerumunan yang memiliki pusat perhatian dan tujuan, biasanya bersifat pasif.
Contohnya yang menonton film di bioskop, orang yang menghadiri pengajian dan
lain-lain.
2. Kerumunan ekspresif
contohnya kerumunan orang yang menghadiri pesta.
3. Kerumunan sementara,
bersifat kurang menyenangkan contohnya pengantri karcis.
4. Kerumunan orang panik
(panic crowds).
5. Kerumunan penonton (spectator
crowds).
6. Kerumunan yang
berlawanan dengan hukum (lawless crowds).
– acting mobs, kumpulan orang yang bertindak
emosional dalam demonstrasi atau unjuk rasa.
– immoral mobs, kumpulan orang yang mabuk-mabukan.
Publik
Publik adalah merupakan kelompok
yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi yang terjadi berlangsung melalui
alat-alat komunikasi pendukung, seperti pembicaraan berantai secara individual,
media massa maupun kelompok. Setiap aksi publik dipengaruhi oleh keinginan
individu, jadi tingkah laku pribadi dari publik pun didasari oleh tingkah laku
individu atau prilaku individu.
8. Masyarakat pedesaan
(rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community).
Masyarakat pedesaan
Dalam masyarakat pedesaan
hubungan yang terjadi antara anggota masyarakat terjalin dengan erat, mendalam
dengan sistem kehidupan berkelompok. Pekerjaan inti masyarakat pedesaan
terkonsentrasi pada satu sektor yaitu pertanian. Masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community).
Ciri-ciri masyarakat
pedesaan dan perkotaan menurut soekanto (1982:149).
§
hubungan yang erat diantara masyarakatnya.
§
biasanya kehidupannya masih sederhana dan memilii pekerjaan yang
sama.
Masyarakat perkotaan.
Masyarakat perkotaan
pekerjaannya beraneka macam dan tidak terkonsentrasi kepada satu aspek
pekerjaan. Pada masyarakat perkotaan sifat-sifat dan ciri-ciri kehidupan yang
berbeda dengan masyarakat pedesaan, antara lain perbedaan dalam menilai
keperluan hidup. Soerjono soekanto (1982:149) mengemukakan
beberapa ciri lain yang membedakan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan,
yaitu :
1. Kehidupan keagamaan.
Masyarakat pedesaan mengarah
kepada kehidupan yang agamis, sedangkan masyarakat perkotaan mengarah kepada
kehidupan duniawi. Hal ini dilandasi oleh cara berfikir yang berbeda.
2. Kemandirian
Hal terpenting bagi masyarakat
perkotaan adalah individu sebagai perseorangan yang memiliki peran serta status
dalam masyarakatnya. Pada masyarakat pedesaan individu tidak berani menunjukkan
eksistensinya dan kurang berani untuk menghadapi orang lain dengan latar
belakang yang berbeda.
3. Pembagian kerja
Pada masyarakat perkotaan
pembagian kerja lebih tegas dan jelas, sehingga mempunyai batas-batas yang
nyata. Pada masyarakat pedesan adalah kebalikannya.
4. Peluang memperoleh
pekerjaan
Dengan adanya sistem pembagian
kerja yang tegas maka kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan lebih banyak pada
masyarakat perkotaan dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Hal ini juga
dilihat dari faktor tingkat pendidikan.
5. Jalan pikiran
Pola pikir rasional pada
masyarakat perkotaan memungkinkan terjadinya interaksi berlandaskan kepentingan
bukan faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan
Jalan kehidupan yang cepat (roda
kehidupan yang cepat) bagi warga kota menempatkan dihargainya/pentingnya faktor
waktu dalam mengejar kehidupan individu.
7. Perubahan sosial
Pada masyarakat kota kemungkinan
perubahan sosial lebih baerguna dibanding warga desa karena mereka lebih
terbuka bagi adanya perubahan.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah “sekumpulan
individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama
mengelola kehidupan”, selo soemardjan. Masyarakat menurut smith, stanley &
shores adalah sebagai suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta
berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda.
Pengertian ini mengandung 2 hal, yaitu “masyarakat itu kelompok yang
terorganisasi” dan “masyarakat itu kelompok yang berpikir tentang dirinya
sendiri. Talcott parson, masyarakat adalah “suatu sistem sosial, dimana semua
funsi prasyarat yang bersumber dan dalam dirinya sendiri bertemu secara tetap”.
Sistem sosial yang dimaksud adalah terdiri dari pluralitas prilaku-prilaku
perseorangan yang berinteraksi satu sama lain dalam suatu lingkungan fisik.
Koentjaraningrat (1990 : 146), masyarakat adalah
“kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat terus-menerus dan terikat oleh suatu rasa identitas
bersama”.
Ciri-ciri pokok dari masyarakat
:
§
Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas 2
orang.
§
Bercampur atau bergaul bergaul dalam waktu yang cukup lama.
Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru sebagai akibat hidup
bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antar manusia.
§
Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
§
Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang
lainnya.
§
Melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.
Unsur-unsur terbentuknya suatu
masyarakat
§
Terdapat sekumpulan orang.
§
Berdiam atau bermukim disuatu wilayah dalam waktu yang relatif
sama atau waktu yang lebih lama.
§
Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi
atau kelahiran.
§
Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama.
§
Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.
§
Akibat hidup bersama dalam jangka waktu yang lama menghasilkan
kebudayaan berupa sistem nilai,sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Unsur-unsur dalam sistem sosial
sebagai berikut :
§
Kepercayaan dan pengetahuan. Unsur kepercayaan dan pengetahuan
merupakan unsur yang paling penting dalam sosial, karena perilaku anggota dalam
masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka
ketahui tentang kebenarannya, sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada
sang pencipta alam semesta.
§
Perasaan adalah keadaan jiwa manusia yang berkenaan dengan
situasi alam sekitarnya termasuk didalamnya sesama manusia. Perasaan terbentuk
melalui hubungan yang menghasilkan situasi kejiwaan tertentu yang bila sampai
tingkat tertentu harus dikuasai tidak terjadi ketegangan jiwa yang berlebihan.
§
Sebagai mahluk sosial, dalam setiap tindakannya manusia
mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan itu sendiri adalah suatu
hasil akhir atas suatu tindakan & perilaku seseorang yang harus dicapai
baik melalui perubahan-perubahan maupun dengan cara mempertahankan suatu
keadaan yang sudah mantap.
§
Kedudukan (status) & peran (role). Kedudukan adalah posisi
seseorang secata umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain dalam
arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak-hak, serta kewajibannya. Sedangkan
peran (role) adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan
kedudukannya. Kedudukan menentukan apa yang harus diperbuatnya bagi masyarakat
dan tidak harus memiliki hierarki.
§
Kaidah atau norma. Norma adalah pedoman-pedoman tentang perilaku
yang diharapkan atau pantas menurut kelompok atau masyarakat.
§
Tingkat atau Pangkat berkaitan dengan posisi atau kedudukan dan
peanan seseorang dalam masyarakat.
§
Kekuasaan adalah setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak-pihak
lainnya.
§
Sanksi adalah suatu bentuk imbalan/balasan yang diberikan
terhadap seseorang atas perilakunya. Sanksi dapat berubah hadiah & daoat
pula berupa hukuman. Sanksi dberikan atau ditetapkan oleh masyarakat untuk
menjaga tingkah laku para masyarakat supaya sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.
§
Fasilitas (sarana). Fasilitas adalah semua bentuk cara, jalan
metode, benda-benda yang digunakan manusia untuk menciptakan tujuan sistem
sosial itu sendiri.
Masyarakat secara garis besar
menyangkut 3 aspek, yaitu :
§
Struktur sosial. Keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial
yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial (norma sosial), lembaga sosial,
kelompok sosial dan lapisan sosial (pranata sosial).
§
Proses sosial. Pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama.
§
Perubahan sosial. Perubahan dalam struktur sosial dan jalinan
hubungan dalam masyarakat.
§
Masyarakat terbentuk karena adanya individu-individu, demikian
pula dengan individu dapat mengaktualisasikan & bersosialisasi sebagai
mahluk sosial.
Hubungan sosial adalah hubungan
timbal balik antara individu yang satu denganindividu yang lain, saling
memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk salingmenolong. Hubungan sosial
disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial adalah prosessaling memengaruhi
di antara dua orang atau lebih. Seseorang melakukan hubungansosial secara
naluri didorong oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupundari luar
dirinya.
Pengertian Individu
Individu berasal dari kata
in-dividere yang berarti tidak dapat dibagi-bagi (atau sebagai sebutan bagi
manusia yang berdiri sendiri, atau manusia perseorangan. Individu yang dimaksud
adalah insan (manusia), aristoteles berpendapat bahawa manusia merupakan penjumlahan
dari kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja sendiri seperti
kemampuan-kemampuan vegetatif (makan dan berkembang biak), kemampuan sensitif
(bergerak, bernafsu, perasaan dan mengamati) dan kemampuan intelektif
(kecerdasan).
Lain halnya degan pendapat
descartes, bahwa manusia terdiri atas zat rohaniah ditambah zat materil. Akan
tetapi, willhem wuntt menegaskan bahwa jiwa manusia itu materil merupakan suatu
kesatuan jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Individu dalam hal ini
merupakan konsep sosiologi yang berarti bahwa konsep individu tidak boleh
diartikan sama dengan konsep sosial. Individu itu memiliki arti yang agak
belainan. Jika dalam kehidupan sehari-hari individu menunjuk pada pribadi
orang, sedangkan dalam sosiologi individu menunjuk pada subjek yang melakukan
sesuatu, yang mempunyai pikiran, yang mempunyai kehendak, kebebasan, memberi
arti (meaning) pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya
sendiri.
Dengan kata lain, individu
adalah subjek yang bertindak (aktor), subjek yang melakukan sesuatu hal, subjek
yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang memiliki
kebebasan dan subjek yang memberi arti (meaning). Pada pengertian idividu
sebagai konsep sosiologi, pengertian subjek menunjuk pada semua keadaan yang
berhubungan dengan dunia internal manusia. Sedangkan konsep objek tidak teralu
berbeda jauh artinya dari yang diartikan dalam ilmu-ilmu alam, seperti batu,
air dan semua benda umumnya. Secara biologis, pengaruh gen yang diwariskan orang
tuanya atau bahkan leluhur sebelumnya sangat mempengaruhi kelahiran individu.
Untuk melahirkan individu yang normal, selain dipengaruhi oleh gen juga sangat
tergantung pada kondisi yang sehat di tempat calon individu itu dilahirkan.
Kondisi sehat yang dimaksud adalah kondisi pranatalis di dalam rahim ibu.
Pertumbuhan dan perkembangan
individu selanjutnya sangat dipengaruhi oleh berbagai masukan dari lingkungan
sekitarnya. Salah satu lingkungan yang sehat adalah lingkungan pendidikan,
melalui pendidikan individu dapat terbina dan terlatih potensinya. Nursid
sumaatmadja (1998) menyatakan bahwa “kepribadian merupakan keseluruhan prilaku
individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi
bio-psiko-fisikal yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan
yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental-psikologisnya,
jika mendapat rangsangan dari lingkungan”.
Bagan proses pembentukan
individu menjadi pribadi
Pada hakikatnya manusia
adalah mahluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan
sesama manusialain di dalam mejalani kehidupan. Freedman
(1962 : 112) menyatakan bahwa manusia merupakan mahluk yang
tidak dilahirkan dengan kecakapan untuk “immadiate adaptation to environment”
atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan segera terhadap lingkungan.
Naluri manusia untuk selalu brhubungan dengan sesamanya ini dilandasi oleh
alasan-alasan sebagai berikut:
1. Keinginan manusia untuk
menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat).
2. Keinginan untuk menjadi
satu dengan alam sekelilingnya.
3. Naluri manusia untuk
selalu hidup dengan yang lainnya disebut sebagai “gregariousness”.
Pengertian Kelompok sosial
Lahirnya kelompok sosial
disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk berhubungan, tapi tidak semua hubungan
tersebut dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Soerjono soekanto (1982 : 111) mengemukakan
beberapa persyaratan terbentuknya kelompok sosial, yaitu :
1. Adanya kesadaran dari
anggota kelompok tersebut bahwa ia merupakan bagian dari kelompok yang
bersangkutan.
2. Adanya hubungan timbal
balik antara anggota yang satu dengan lainnya dalam kelompok.
3. Adanya suatu faktor yang
dimiliki bersama oleh anggota kelompok yang bersangkutan yang merupakan unsur
pengikat atau pemersatu. Faktor tersebut dapat berupa nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuan yang sama ataupun ideologi yang sama.
4. Berstruktur, berkaidah
dan mempunyai pola perilaku.
Mac iver (1961 : 213) kelompok sosial adalah
: “kelompok sosial terbentuk melalui proses interaksi dan sosialisasi, dimana
manusia berhimpun dan bersatu dalam kehidupan bersama berdasarkan hubungan
timbal balik, saling mempengaruhi dan memiliki kebersamaan untuk tolong
menolong”.
Proses yang berlangsung
dalam kelompok sosial adalah “proses sosialisasi”. Buhler (1968 : 172) menyatakan bahwa proses sosialisasi
adalah “proses yang membantu individu dalam kelompok melalui belajar dan
penyesuaian diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya agar ia dapat
berperan serta berfungsi bagi kelompoknya”.
Berdasarkan pengalaman dalam
kelompok, manusia mempunyai sistem tingkah laku (behavior system) yang
dipengaruhi oleh watak pribadinya. Sistem prilaku ini yang akan membentuk suatu
sikap (attitude).
1. Klasifikasi tipe-tipe
kelompok sosial.
Mac iver dan page (1957 : 213)
menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa kriteria:
§
Derajat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
§
Besar kecil anggota kelompok tersebut.
§
Sistem ide (ideologi) yang ada di dalam kelompok tersebut.
§
Kepentingan atau tujuan kelompok tersebut.
§
Wilayah geografis.
Simmel dalam systematic society
mendasarkan pengelompokannya pada :
§
Besar kecilnya jumlah anggota kelompok.
§
Cara individu dipengaruhi kelompoknya atau individu mempengaruhi
kelompok.
§
Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
Simmel memulainya dengan bentuk
terkecil yang terdiri dari satu orang individu sebagai fokus hubungan sosial
yang dinamakan “monad”, lalu dua individu yang dinamakan “dyad” dan tiga
individu yang dinamakan “triad”. Dan ukuran lain dari klasifikasi kelompok
sosial itu berdasarkan tingkat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok
tersebut.
2. Kelompok sosial
dipandang dari sudut pandang individu.
Pembagian kelompok sosial dari
sudut pandang individu dapat dilihat dari :
§
Keterlibatan individu dalam kelompok tersebut.
§
Keanggotaan individu tidak selalu bersifat sukarela, tapi bisa
bersifat wajib.
§
Kelompok sosial juga bisa didasari oleh kekerabatan, usia, sex
(gender), pekerjaan dan status sosial.
3. In group dan out group.
Menurut polak (1966 : 166) konsep in group dan out group
adalah “cerminan dari adanya kencenderungan sifat “entnocentris” dari
individu-individu dalam proses sosialisasi sehubungan dengan keanggotaannya
pada kelompok-kelompok sosial tersebut. Sikap dalam menilai kebudayaan lain dengan
menggunakan ukuran-ukuran sendiri”. Sikap mempercayai sesuatu ini yang disebut
dengan “beliefs” yang diajarkan kepada anggota kelompok melalui proses
sosialisasi, baik secara sadar atau tidak sadar.
Menurut soerjono soekanto (1984 : 120), sikap in group
biasanya didasari oleh perasaan simpati. Dalam in group sering kali digunakan
stereotypen, yaitu gambaran-gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat
mengejek terhadap suatu objek diluar kelompoknya. Out group didasari oleh
suatu kelainan dengan wujud antipati.
4. Primary group dan
secondary group.
§
Primary group
Charles horton cooley dalam
social organization menyatakan “bahwa terdapat perbedaan yang luas dan mendasar
dalam klasifikasi kelompok-kelompok sosial yang menyangkut perbedaan antar
kelompok”.
Cooley adalah kelompok yang
ditandai dengan ciri-ciri kenal-mengenal antara anggotanya serta kerjasama erat
yang bersifat pribadi.
Selo soemarjan & soemardi
(1964 : 604) dalam buku “setangkai bunga sosiologi” menyatakan “primary
group merupakan kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling mengenal secara
pribadi diantara anggotanya”.
Davis (1960 : 290) mengemukakan ciri-ciri
khusus dari primary group sebagai berikut :
Kondisi fisik.
Cirinya adalah sifat kenal
mengenal, kedekatan secara fisik dan emosional, adanya norma yang mengatur
hubungan antara anggota-anggota dalam kelompok tersebut, dan kelompoknya
biasanya kecil (anggotanya sedikit).
Sifat hubungan primer.
Bersifat kesamaan tujuan
dari individu-individu dalam kelompok tersebut. Tujuan tersebut bersifat
pribadi, spontan sentimental dan inklusif. Soekanto (1982 : 124)menyatakan
bahwa sifat inklusif adalah “hubungan primer yang bersifat pribadi, mengandung
arti hubungan tersebut melekat secara inheren pada kepribadian seseorang yang
tidak mungkin digantikan oleh orang lain”.
Hubungan inklusif
didasarkan atas kesukarelaan dari pihak-pihak yang mengadakan hubungan
tersebut. Sifat inklusif juga berarti bahwa hubungan primer menyangkut segala
sesuatu tentang perasaan, kepribadian dan tempramen.
Kelompok-kelompok yang konkret
dan hubungan primer.
Dalam kenyataan tidak ada
primary group yang memenuhi hubungan ini secara sempurna. Hubungan primer
yang masih murni biasanya terdapat pada masyarakat-masyarakat yang masih
sederhana organisasinya, misalnya pada masyarakat pedesaan.
§
Secondary group.
Rouceck & warren (1962 : 46)
dalam “sociology an introduction” , membatasi pengertian secondary group
sebagai kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang dan diantara
individu itu tidak perlu saling mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak
langgeng.
Perbedaan antara primary group
& secondary group terdapat pada :
1. hubungan-hubungan atau
interaksi sosial yang membentuk struktur kelompok sosial yang bersangkutan.
Contohnya adalah bangsa, bangsa menunjukkan struktur hubungan yang kurang
harmonis antara anggotanya (rakyat dan pemerintah).
2. jika terdapat
perselisihan diantara anggota kelompok primary group cenderung diselesaikan
secara kekeluargaan, tetapi pada secondary group maka norma hukum merupakan
unsur pemaksa untuk menyelesaikan suatu perselisihan diantara anggota kelompok
tersebut.
5. Gemeinschaft dan
gesselschaft
Gemeinschaft adalah bentuk
kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat
alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin
yang telah dikodratkan, bentuk utamanya dapat dijumpai dalam keluarga, kekerabatan,
dan lain-lain.
Gesselschaft adalah berupa
ikatan pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya
bersifat mekanis. Gesselschaft berbentuk hubungan perjanjian berdasarkan ikatan
timbal balik, seperti ikatan perdagangan.
Ciri gemeinschaft menurut
tonnies :
§
intimate : yaitu hubungan menyeluruh yang mesra.
§
private : yaitu hubungan yang bersifat pribadi khusus untuk
beberapa orang saja.
§
exclusive : yaitu bahwa hubungan yang terjadi hanya untuk “kita”
saja dan tidak untuk orang-orang diluar “kita”.
Tiga tipe gemeinschaft menurut
tonnies :
§
Gemeinschaft by blood : ikatan yang berdasarkan pada keturunan
darah, contoh keluarga.
§
Gemeinschaft of place : ikatan yang berdasarkan kedekatan tempat
tinggal, contoh tetangga.
§
Gemeinschaft of mind : ikatan yang mendasarkan diri
pada jiwa dan pikiran yang sama
6. Formal group &
informal group
Formal group merupakan
kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan tegas yang sengaja
diciptakan untuk mengatur hubungan diantara anggotanya. Formal group bisa
dikatakan sebagai association diamana anggotanya mempunyai kedudukan yang
disertai dengan pembagian tugas & wewenang. Kriteria rumusan formal grup
adalah merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan
mengkoordinasikan usaha-usaha yang ditujukan untuk mencapai tujuan berdasarkan
bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Artinya formal grup adalah
suatu kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja
diciptakan oleh angota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara
angota-anggotanya. Contohnya adalah himpunan mahasiswa dll.
Informal grup adalah suatu
kelompok yang terjadi karena kesamaan yang sifatnya tidak mengikat anggotanya
serta tidak memiliki struktur dan organisasi yang pasti. Informal group terbentuk
biasanya oleh intensitas pertemuan yang sering antara orang-orang yang
mempertahankan kepentingan dan pengalaman bersama. Contoh klik (clique).
7. Kelompok-kelompok sosial
yang tidak teratur.
Kelompok sosial yang tidak
teratur dapat digolongkan ke dalam 2 golongan besar yaitu kerumunan dan
publik.
Kerumunan,
Kerumunan adalah suatu kelompok
manusia yang bersifat sementara, tidak terorganisir dan tidak mempunyai seorang
pimpinan serta tidak mempunyai sistem pembagian kerja. Ciri-ciri kerumunan:
1. Interaksinya bersifat
spontan.
2. Orang-orang yang
berkumpul mempunyai kedudukan yang sama.
3. Contohnya adalah
kerumunan orang di stasiun, pasar dan lain-lain.
Ada beberapa macam kerumunan:
1. Kerumunan formal yaitu
kerumunan yang memiliki pusat perhatian dan tujuan, biasanya bersifat pasif.
Contohnya yang menonton film di bioskop, orang yang menghadiri pengajian dan
lain-lain.
2. Kerumunan ekspresif
contohnya kerumunan orang yang menghadiri pesta.
3. Kerumunan sementara,
bersifat kurang menyenangkan contohnya pengantri karcis.
4. Kerumunan orang panik
(panic crowds).
5. Kerumunan penonton
(spectator crowds).
6. Kerumunan yang
berlawanan dengan hukum (lawless crowds).
– acting mobs, kumpulan orang yang bertindak
emosional dalam demonstrasi atau unjuk rasa.
– immoral mobs, kumpulan orang yang mabuk-mabukan.
Publik
Publik adalah merupakan kelompok
yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi yang terjadi berlangsung melalui
alat-alat komunikasi pendukung, seperti pembicaraan berantai secara individual,
media massa maupun kelompok. Setiap aksi publik dipengaruhi oleh keinginan
individu, jadi tingkah laku pribadi dari publik pun didasari oleh tingkah laku
individu atau prilaku individu.
8. Masyarakat pedesaan
(rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community).
Masyarakat pedesaan
Dalam masyarakat pedesaan
hubungan yang terjadi antara anggota masyarakat terjalin dengan erat, mendalam
dengan sistem kehidupan berkelompok. Pekerjaan inti masyarakat pedesaan
terkonsentrasi pada satu sektor yaitu pertanian. Masyarakat pedesaan (rural community)
dan masyarakat perkotaan (urban community).
Ciri-ciri masyarakat
pedesaan dan perkotaan menurut soekanto (1982:149).
§
hubungan yang erat diantara masyarakatnya.
§
biasanya kehidupannya masih sederhana dan memilii pekerjaan yang
sama.
Masyarakat perkotaan.
Masyarakat perkotaan
pekerjaannya beraneka macam dan tidak terkonsentrasi kepada satu aspek
pekerjaan. Pada masyarakat perkotaan sifat-sifat dan ciri-ciri kehidupan yang
berbeda dengan masyarakat pedesaan, antara lain perbedaan dalam menilai
keperluan hidup. Soerjono soekanto (1982:149) mengemukakan
beberapa ciri lain yang membedakan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan,
yaitu :
1. Kehidupan keagamaan.
Masyarakat pedesaan mengarah
kepada kehidupan yang agamis, sedangkan masyarakat perkotaan mengarah kepada
kehidupan duniawi. Hal ini dilandasi oleh cara berfikir yang berbeda.
2. Kemandirian
Hal terpenting bagi masyarakat
perkotaan adalah individu sebagai perseorangan yang memiliki peran serta status
dalam masyarakatnya. Pada masyarakat pedesaan individu tidak berani menunjukkan
eksistensinya dan kurang berani untuk menghadapi orang lain dengan latar
belakang yang berbeda.
3. Pembagian kerja
Pada masyarakat perkotaan
pembagian kerja lebih tegas dan jelas, sehingga mempunyai batas-batas yang
nyata. Pada masyarakat pedesan adalah kebalikannya.
4. Peluang memperoleh
pekerjaan
Dengan adanya sistem pembagian
kerja yang tegas maka kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan lebih banyak pada
masyarakat perkotaan dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Hal ini juga
dilihat dari faktor tingkat pendidikan.
5. Jalan pikiran
Pola pikir rasional pada
masyarakat perkotaan memungkinkan terjadinya interaksi berlandaskan kepentingan
bukan faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan
Jalan kehidupan yang cepat (roda
kehidupan yang cepat) bagi warga kota menempatkan dihargainya/pentingnya faktor
waktu dalam mengejar kehidupan individu.
7. Perubahan sosial
Pada masyarakat kota kemungkinan
perubahan sosial lebih baerguna dibanding warga desa karena mereka lebih
terbuka bagi adanya perubahan.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah “sekumpulan
individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama
mengelola kehidupan”, selo soemardjan. Masyarakat menurut smith, stanley &
shores adalah sebagai suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta
berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda.
Pengertian ini mengandung 2 hal, yaitu “masyarakat itu kelompok yang
terorganisasi” dan “masyarakat itu kelompok yang berpikir tentang dirinya
sendiri. Talcott parson, masyarakat adalah “suatu sistem sosial, dimana semua
funsi prasyarat yang bersumber dan dalam dirinya sendiri bertemu secara tetap”.
Sistem sosial yang dimaksud adalah terdiri dari pluralitas prilaku-prilaku
perseorangan yang berinteraksi satu sama lain dalam suatu lingkungan fisik.
Koentjaraningrat (1990 : 146), masyarakat adalah
“kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat terus-menerus dan terikat oleh suatu rasa identitas
bersama”.
Ciri-ciri pokok dari masyarakat
:
§
Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas 2
orang.
§
Bercampur atau bergaul bergaul dalam waktu yang cukup lama.
Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru sebagai akibat hidup
bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antar manusia.
§
Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
§
Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang
lainnya.
§
Melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.
Unsur-unsur terbentuknya suatu
masyarakat
§
Terdapat sekumpulan orang.
§
Berdiam atau bermukim disuatu wilayah dalam waktu yang relatif
sama atau waktu yang lebih lama.
§
Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi
atau kelahiran.
§
Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama.
§
Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.
§
Akibat hidup bersama dalam jangka waktu yang lama menghasilkan
kebudayaan berupa sistem nilai,sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Unsur-unsur dalam sistem sosial
sebagai berikut :
§
Kepercayaan dan pengetahuan. Unsur kepercayaan dan pengetahuan
merupakan unsur yang paling penting dalam sosial, karena perilaku anggota dalam
masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui
tentang kebenarannya, sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang
pencipta alam semesta.
§
Perasaan adalah keadaan jiwa manusia yang berkenaan dengan
situasi alam sekitarnya termasuk didalamnya sesama manusia. Perasaan terbentuk
melalui hubungan yang menghasilkan situasi kejiwaan tertentu yang bila sampai
tingkat tertentu harus dikuasai tidak terjadi ketegangan jiwa yang berlebihan.
§
Sebagai mahluk sosial, dalam setiap tindakannya manusia
mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan itu sendiri adalah suatu
hasil akhir atas suatu tindakan & perilaku seseorang yang harus dicapai
baik melalui perubahan-perubahan maupun dengan cara mempertahankan suatu
keadaan yang sudah mantap.
§
Kedudukan (status) & peran (role). Kedudukan adalah posisi
seseorang secata umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain dalam
arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak-hak, serta kewajibannya. Sedangkan
peran (role) adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan
kedudukannya. Kedudukan menentukan apa yang harus diperbuatnya bagi masyarakat
dan tidak harus memiliki hierarki.
§
Kaidah atau norma. Norma adalah pedoman-pedoman tentang perilaku
yang diharapkan atau pantas menurut kelompok atau masyarakat.
§
Tingkat atau Pangkat berkaitan dengan posisi atau kedudukan dan
peanan seseorang dalam masyarakat.
§
Kekuasaan adalah setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak-pihak
lainnya.
§
Sanksi adalah suatu bentuk imbalan/balasan yang diberikan
terhadap seseorang atas perilakunya. Sanksi dapat berubah hadiah & daoat
pula berupa hukuman. Sanksi dberikan atau ditetapkan oleh masyarakat untuk
menjaga tingkah laku para masyarakat supaya sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.
§
Fasilitas (sarana). Fasilitas adalah semua bentuk cara, jalan
metode, benda-benda yang digunakan manusia untuk menciptakan tujuan sistem
sosial itu sendiri.
Masyarakat secara garis besar
menyangkut 3 aspek, yaitu :
§
Struktur sosial. Keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial
yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial (norma sosial), lembaga sosial, kelompok
sosial dan lapisan sosial (pranata sosial).
§
Proses sosial. Pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama.
§
Perubahan sosial. Perubahan dalam struktur sosial dan jalinan
hubungan dalam masyarakat.
§
Masyarakat terbentuk karena adanya individu-individu, demikian
pula dengan individu dapat mengaktualisasikan & bersosialisasi sebagai
mahluk sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar